Struktur jembatan mempunyai berbagai macam tipe, baik dilihat dari bahan strukturnya maupun dari bentuk strukturnya. Masing-masing tipe struktur jembatan cocok digunakan untuk kondisi yang berbeda. Menurut Satyarno (2003), sesuai dengan perkembangan, bentuk jembatan berubah dari yang sederhana menjadi yang sangat kompleks.
Secara garis besar terdapat sembilan macam perencanaan jenis jembatan yang dapat digunakan, yaitu:
1. Jembatan balok (beam bridges)
Jembatan balok terdiri dari struktur berupa balok yang didukung pada kedua ujungnya, baik langsung pada tanah/batuan atau pada struktur vertikal yang disebut pilar atau pier.
Jembatan balok adalah jenis jembatan yang paling sederhana yang dapat berupa balok dengan perletakan sederhana (simple spans) maupun dengan perletakan menerus (continous spans).
Jembatan balok tipe simple spans biasa digunakan untuk jembatan dengan bentang antara 15 meter sampai 30 meter dimana untuk bentang yang kecil sekitar 15 meter menggunakan baja (rolled-steel) atau beton bertulang dan bentang yang berkisar sekitar 30 meter menggunakan beton prategang.
2. Jembatan kantilever (cantilever bridges)
Jembatan kantilever adalah merupakan pengembangan jembatan balok. Tipe jembatan kantilever ini ada dua macam yaitu tipe cantilever dan tipe cantilever with suspended span.
Pada jembatan kantilever, sebuah pilar atau tower dibuat dimasing-masing sisi bagian yang akan disebrangi dan jembatan dibangun menyamping berupa kantilever dari masing-masing pilar atau tower. Pilar atau tower ini mendukung seluruh beban pada lengan kantilever. Selama pembuatan jembatan kantilever sudah mendukung sendiri beban-beban yang bekerja.
Jembatan kantilever biasanya dipilih apabila situasi atau keadaan tidak memungkinkan penggunaan scaffolding atau pendukung-pendukung sementara yang lain karena sulitnya kondisi di lapangan.
Jembatan kantilever dapat digunakan untuk jembatan dengan bentang antara 400 m sampai 500 m. Umumnya konstruksi jembatan kantilever berupa box girder dengan bahan beton presstress pracetak.
3. Jembatan lengkung (arch bridges)
Jembatan lengkung adalah suatu tipe jembatan yang menggunakan prinsip kesetabilan dimana gaya-gaya yang bekerja di atas jembatan di transformasikan ke bagian akhir lengkung atau abutment.
Jembatan lengkung dapat dibagi menjadi 11 macam yaitu :
- fixed arch,
- one-hinged arch,
- two-hinged arch,
- three-hinged arch,
- solid ribbed arch (tied arch),
- spandrel braced (cantilever) arch,
- trussed deck arch,
- trussed through arch (tied arc),
- trussed through arch,
- closed spandrel deck arch,
- open spandrel deck arch.
Jembatan lengkung dapat dibuat dari bahan batu, bata, kayu, besi cor, baja maupun beton bertulang dan dapat digunakan untuk bentang yang kecil maupun bentang yang besar.
Jembatan lengkung tipe closed spandrel deck arch biasa digunakan untuk bentang hanya sekitar 0.5 m sampai 2 m dan biasa disebut dengan gorong-gorong. Konstruksi jembatang lengkung juga bisa digunakan untuk bentangan sampai 500 m.
4. Jembatan rangka (truss bridges)
Jembatan rangka dibuat dari struktur rangka yang biasanya terbuat dari bahan baja dan dibuat dengan menyambung beberapa batang dengan las atau baut yang membentuk pola-pola segitiga.
Jembatan rangka biasanya digunakan untuk bentang 20 m sampai 375 m. Ada banyak tipe jembatan rangka yang dapat digunakan diantaranya sebagai berikut:
- pratt truss,
- parker pratt truss,
- baltimore pratt truss,
- pennsylvania-petit pratt truss,
- warren truss,
- subdivided warren truss,
- howe truss,
- whicert truss,
- cantilever through top truss,
- cantilever through top and bottom trus.
5. Jembatan gantung (suspension bridges)
Jembatan gantung terdiri dari dua kabel besar atau kabel utama yang menggantung dari dua pilar atau tiang utama dimana ujung-ujung kabel tersebut diangkurkan pada fondasi yang biasanya terbuat dari beton.
Dek atau lantai jembatan digantungkan pada kabel utama dengan mengunakan kabel-kabel yang lebih kecil ukurannya. Pilar atau tiang dapat terbuat dari beton atau rangka baja, sedangkan struktur dek dapat terbuat dari beton atau rangka baja.
Kabel utama mendukung beban struktur jembatan dan mentransfer beban tersebut ke pilar utama dan ke angkur. Jembatan gantung merupakan jenis jembatan yang digunakan untuk betang-bentang besar yaitu antara 500 m sampai 2000 m atau 2 km.
6. Jembatan kabel (cable stayed bridges)
Jembatan kabel merupakan suatu pengembangan dari jembatan gantung dimana terdapat juga dua pilar atau tower. Akan tetapi pada jembatan kabel dek jembatan langsung di hubungkan ke tower dengan menggunakan kabel-kabel yang membentuk formasi diagonal.
Kalau pada jembatan gantung struktur dek dapat terbuat dari rangka baja maupun beton, pada jembatan kabel umumnya deknya terbuat dari beton.
Jembatan kabel ini juga digunakan untuk bentang-betang besar tetapi tidak sebesar bentang pada jembatan gantung. Besar bentang maksimum untuk jembatan kabel sekitar 500 m sampai 900 m.
7. Jembatan bergerak (movable bridges)
Jembatan bergerak biasanya dibuat pada sungai dimana kapal besar yang lewat memerlukan ketinggian yang cukup tetapi pembuatan jembatan dengan pilar sangat tinggi dianggap tidak ekonomis.
Ada tiga macam tipe jembatan bergerak yaitu:
1. jembatan terbuka (bascule bridges)
Jembatan terbuka atau bascule bridges biasanya digunakan untuk bentang yang tidak terlalu panjang dengan bentang maksimum 100 m.
2. jembatan terangkat vertikal (verticalift bridges)
Jembatan terangkat vertikal atau vertical lift bridges biasanya digunakan untuk bentang yang lebih panjang yaitu sekitar 175 m, tetapi jarak bersih yang didapat tergantung dari seberapa tinggi jembatan dapat dinaikan. Pada umumnya ketinggian maksimum untuk mendapatkan jarak bersih adalah sekitar 40 m.
3. jembatan berputar (swing bridges)
Jembatan berputar mempunyai keuntungan karena kapal yang akan lewat tidak dibatasi ketinggiannya. Jembatan berputar dapat digunakan dengan bentang sampai dengan 160 m.
8. Jembatan terapung (floating bridges)
Jembatan terapung dibuat dengan mengikatkan dek jembatan pada ponton-ponton. Ponton-ponton ini biasanya jumlahnya banyak sehingga jika salah satu ponton terjadi kebocoran maka tidak begitu mempengaruhi atau membahayakan kestabilan jembatan apung secara keseluruhan. Kemudian ponton yang terjadi kebocoran ini dapat diperbaiki.
Jembatan terapung pada mulanya banyak digunakan sebagai jembatan sementara oleh militer. Namun kini jembatan terapung banyak digunakan apabila kedalaman air yang akan dibuat jembatan cukup dalam dan kondisi tanah dasar sangat jelek sehingga sangat sulit untuk membuat fondasi jembatan .
Saat ini ponton-ponton yang digunakan pada jembatan terapung dapat dibuat dari beton dimana bentang total dapat mencapai sebesar 2 km.
9. Jembatan kombinasi (combination bridges)
Jembatan kombinasi adalah jembatan yang menggunakan lebih dari satu jenis jembatan. Hal ini terutama untuk jembatan dengan bentang sangat besar dimana penggunaan satu jenis jembatan tidak ekonomis.
Pembebanan jembatan
Perencanaan pembebanan jembatan jalan raya didasarkan pada Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya (PPPJR, 1987) dan SK.SNI T-02-2005.
Beban-beban yang yang ada pada struktur jembatan adalah sebagai berikut:
1. Beban primer
Beban primer merupakan beban utama dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan.
Beban primer meliputi beban mati (berat sendiri jembatan), beban hidup (beban bergerak seperti kendaraan, pejalan kaki), beban kejut dan gaya akibat tekanan tanah.
2. Beban sekunder
Beban sekunder merupakan beban sementara yang selalu diperhitungkan dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan.
Beban sekunder meliputi beban angin, gaya akibat perbedaan suhu, gaya akibat rangkak susut, gaya rem, gaya akibat gempa bumi, gaya gesekan pada tumpuan yang bergerak.
3. Beban khusus
Beban khusus merupakan beban-beban khusus untuk perhitungan tegangan pada perencanaan jembatan.
Beban khusus meliputi gaya sentrifugal, gaya tumbuk pada jembatan layang, gaya dan beban selama pelaksanaan, gaya aliran air.